Senin, 20 Mei 2013

REFLEKSI "Elegi Ritual Ikhlas 8: Tata Cara atau Adabnya Orang Berdoa "


     Do’a merupakan sarana kita sebagai manusia untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan tujuan menggapai ridho-Nya, berdo’a diperintahkan Allah sebagai bentuk ibadah dan mengabdi kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT bahwa ”Dan Tuhanmu berfirman: Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghaafir/Al-Mukmin:60). Do’a merupakan ungkapan harapan yang dapat dilakukan oleh semua orang tanpa terkecuali. Do’a hendaknya dilakukan secara continue atau berkelanjutan, semakin banyak kita berdo’a, semakin dekat pula kita dengan Allah dan semakin dekat pula akan dikabulkannya do’a kita.
    Setelah membaca elegi ini saya menjadi mengetahui bahwa dalam berdo’a kita perlu memperhatikan sopan-santun dan adab dalam berdo’a. Do’a harus dilakukan dengan niat yang ikhlas dan tulus untuk menggapai ridha Allah, do’a yang baik adalah do’a yang dilantunkan dengan suara lirih yang menunjukkan sopan santun dan keikhlasan, serta menunjukkan iman yang tinggi, karena yang bersangkutan mengetahui bahwa Allah mendengar doa yang dipanjatkan dengan suara lirih. Do’a yang baik adalah do’a yang didalamnya mengandung dzikir dan shalawat nabi. Do’a sebagai tanda kerendahan hati kita terhadap Allah SWT yang telah menciptakan kita, dan orang yang tak mau berdo’a kepada Allah termasuk orang yang sombong dan akan ditempatkan Allah kedalam neraka jahanam. Na’udzubillah..
      Berdo’a dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, namun ada waktu-waktu tertentu yang mustajab terkabulkannya do’a kita, diantaranya adalah saat berpuasa dari sahur hingga berbuka, diantara adzan dan iqomat, saat sujud, sepertiga malam, dsb. Dalam berkomunikasi dengan Allah kita dapat menggunakan bahasa apa saja, namun dianjurkan menggunakan bahasa Al-Qu’an dan Hadist, karena keduanya merupakan  sumber ajaran agama islam yang paling tinggi dan mulia, sehingga berdo’a dengan menggunakan bahasa Al-Qur’an dan hadist akan lebih mudah dikabulkan daripada orang yang berdoa dengan doa-doa lainnya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sesuatu yang berlebihan justru akan menimbulkan kerugian, begitu pula dengan berdo’a, kita dilarang berlebig-lebihan dalam berdo’a. Semoga do’a-do’a yang kita panjatkan diterima Allah SWT. Amin..

thanks to: Prof. Dr. Marsigit, MA.
support by: http://powermathematics.blogspot.com/2011/02/elegi-ritual-ikhlas-iii-tata-cara-atau.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar