Kamis, 14 Maret 2013

REFLEKSI "Some Problems in the Effort of Promoting Innovations of Teaching Learning of Mathematics and Sciences in Indonesia "

           Mengubah sesuatu yang sudah membudaya itu memang sulit, butuh waktu yang tidak sedikit dan proses yang bertahap. Sama halnya seperti pada metode pembelajaran di Indonesia, khususnya pada pembelajaran matematika, selama ini guru di Indonesia masih menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah. Metode tersebut sudah mengakar sejak dahulu, untuk mengubahnya pun tak semudah membalik telapak tangan, banyak kendala-kendala yang dialami oleh sebagian besar guru dalam merubah metode pembelajaran yang lebih inovatif. Pada artikel Bapak ini, tampak bahwa banyak permasalahan mengenai bagaimana mempromosikan mengajar yang inovatif pada pembelajaran matematika dan ilmu pengetahuan alam di Indonesia. Mulai dari metode hingga media dan sumber pembelajaran, metode ceramah yang sering diterapakan oleh sebagian besar guru di Indonesia secara tidak langssung membuat siswa pasif, karena pada metode ini siswa hanya dijadikan sebagai suatu objek pembelajaran dan guru terkesan bersikap otoriter, sehingga mereka tidak dapat mengembangkan kemampuan dan potensi mereka. Namun, saat ini guru mulai merubah metode ceramah menjadi metode diskusi agar siswa menjadi aktif dan kreatif, namun kenyataannya pada metode diskusi guru masih saja mendominasi pembelajaran dengan berbagai ceramah, sehingga hal tersebut menyebabkan mereka tidak dapat mengeksplor kemampuannya dan tidak dapat membangun pengetahuanya sendiri sesuai dengan pemahamannya, hal tersebut menyebabkan siswa menjadi tidak mandiri, karena mereka masih ketergantungan dengan apa yang disampaikan oleh guru. 
           Perlu adanya perubahan metode pembelajaran tradisional ke  metode pembelajaran yang inovatif. Metode yang inovatif tidak hanya ditempuh dengan metode diskusi saja, namun metode inovatif ini haruslah dinamis dan fleksibel, sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena pada metode yang inovatif guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang berbeda-beda. Disini siswa menjadi subjek dalam pembelajaran, sehingga mereka menjadi mandiri dalam mengembangkan kreativitasnya. Semua itu perlu sebuah perencanaan dalam pembelajaran yang inovatif, sehingga tujuan dari pembelajaran matematika dapat tercapai dan menghasilkan generasi yang berkualitas. Dalam mempromosikan belajar mengajar yang inovatif sangat penting bagi semua guru di Indonesia agar pendidikan di Indonesia dapat lebih baik. Semua itu harus di dukung oleh seluruh komponen yang berkaitan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar