Kamis, 14 Maret 2013

REFLEKSI "Problematika Pembelajaran Matematika di SD"

       Menjadi guru yang profesional tidak hanya sebatas sukses dan berhasil dalam mengajar, namun guru harus mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dalam pembelajaran di sekolah, dengan begitu seorang guru akan terus menerus memperbaiki dan meningkatkan peranya sebagai guru yang membimbing siswa-siswanya. Seperti yang Bapak uraikan pada artikel ini, banyak problem dari pembelajaran matematika, baik dari siswa maupun gurunya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa semua pelajaran baik pelajaran eksak maupun non eksak pasti bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari. Begitu pula dengan pelajaran matematika, bagi saya matematika sangat penting bagi kehidupan saya, matematika tidak hanya sebatas hitungan-hitungan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, namun pengetahuan tersebut dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan hitungan dan matematika menjadi dasar bagi ilmu pengetahuan lainnya, seperti fisika, kimia, dll. Matematika memberikan nilai moral dan membentuk kepribadian siswa, karena matematika melatih anak untuk sabar, teliti dan percaya diri, nilai-nilai tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan dalam bermasyarakat. Dari uraian di atas terlihat bahwa tidak hanya anak SD saja bahkan sebagian besar pelajar di Indonesia menganggap pelajaran metematika itu sulit. Begitu pula dengan saya, saat kelas 4 SD saya merasakan matematika itu sulit, hal tersebut dikarenakan guru pada saat kelas 4 SD itu memberikan kesan yang “mengerikan” bagi saya yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam kelas. Namun persepsi itu hilang saat saya duduk di bangku kelas 5 dan 6 SD. Mungkin dari pengalaman itu saya menjadi beranggapan bahwa guru dapat mempengaruhi persepsi anak terhadap matematika.
         Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi renungan serta PR untuk kita sebagai calon guru SD yang kelak akan membimbing mereka. Namun, perlu disadari bahwa matematika adalah diri siswa itu sendiri, perlu adanya kesadaran dari dalam diri siswa untuk mengubah persepsi negatif terhadap matematika dan perlu adanya kesadaran dalam diri seorang guru pula untuk menjadi guru yang menyenangkan bagi siswa, sehingga apabila mereka senang dan nyaman maka pelajaran matematika akan mudah mereka terima dan pahami. Tetapi, kita tidak dapat memaksa anak untuk menyenangi matematika, namun dari sinilah tugas seorang guru sebagai fasilitator dan pembimbing mereka, perlu adanya inovasi metode pembelajaran yang dapat mengubah persepsi mereka dan menggugah kesadaran mereka mengenai pelajaran matematika. Melalui metode yang inovasi, pembelajaran di kelas menjadi bervariasi, dinamis dan fleksibel, seperti video pembelajaran kelas 2 SD di Jepang yang Bapak tunjukan pada kami, metode pembelajaran yang di terapkan di Negara Jepang sangat berorientasi pada siswa, siswa dijadikan subyek dalam pembelajaran, sehingga siswa akan terbiasa membangun pengetahuannya sendiri dan mengembangkan kemampuannya, sehingga mereka lebih mudah memahami metematika. Seperti yang dikatakan pepatah bahwa “bisa karena terbiasa” dan “witing tresno jalaran seko kulino”. Dengan metode pembelajaran yang inovatif akan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran matematika. Semua permasalah pasti ada solusinya. Tetap berusaha dan berjuang ^_^. Terima kasih kepada Bapak Marsigit yang telah membuka pengetahuan kami mengenai pendidikan yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar