Rabu, 27 Februari 2013

REFLEKSI “Forum Tanya Jawab 63: Bagaimana Siswa Bisa Menentukan Kurikulum?"


Artikel Bapak Marsigit yang berjudul “Forum Tanya Jawab 63: Bagaimana Siswa Bisa Menentukan Kurikulum?” sangat menarik dan bermanfaat bagi kami para pembaca. Saya menjadi sadar betapa ironinya pendidikan di Indonesia. Perlu disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lainnya, namun sistem pendidikan di Indonesia terutama pada metode mengajar yang digunakan oleh para sebagian besar guru di Indonesia selama ini cenderung tradisional yang bersifat otoriter, sedangkan kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi. Sistem pendidikan di Indonesia di atur oleh pemerintah pusat termasuk pada kurikulum yang di atur dan di buat oleh pemerintah pusat, kurikulum tersebut pasti bersifat umum untuk semua peserta didik secara umum tanpa melihat kemampuan dan potensi yang berbeda-beda dari setiap siswa. Seperti yang disampaikan pada artikel Bapak diatas bahwa budaya dan kebiasaan kita bangsa Indonesia selama ini, memaknai kurikulum sebagai suatu garis besar rencana implementasi pendidikan yang disusun oleh pemerintah melalui para pakarnya. Dan kebiasaan tersebut sudah mengakar sejak zaman Belanda dahulu. Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, namun mengapa Indonesia masih tertinggal dengan bangsa lain dalam hal pendidikan?. Seperti hasil wawancara yang telah Bapak Marsigit lakukan di London, sungguh luar biasa sistem pendidikan di London. Sistem pendidikan di Inggris bertolak belakang dengan sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Inggris menganut sistem desentralisasi pendidikan, yaitu bahwa Kurikulum itu adalah urusan sekolah masing-masing. Pbm matematika di London, menganut paradigma : pada waktu yang berbeda, berbeda-beda siswa, mempelajari matematika yang berbeda, dengan kecepatan dan kemampuan yang berbeda, dengan hasil yang boleh berbeda pula. Disini sangat jelas bahwa pendidikan disana berorientasi pada siswa, kurikulum yang digunakan pun disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Paradigma tersebut sangat bertolak belakang pula pada pembelajaran matematika di Indonesia yang bersifat untuk waktu yang sama, berbeda-beda siswa, dituntut mempelajari matematika yang sama, dengan hasil yang harus sama, yaitu sama dengan yang dipikirkan oleh gurunya. Sedangkan kemampuan setiap anak pasti berbeda-beda.  Disini LKS dan lembar portfolio sangat penting untuk melayani kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Indonesia perlu berbenah diri dan merubah paradigma pendidikan yang selama ini telah mengakar, sehingga sistem pendidikan di Indonesia mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Tetapi perlu di ingat bahwa perubahan itu harus melalui beberapa proses yang bertahap. Sehingga perubahan itu dapat terwujud dengan dukungan dari semua komponen yang saling berhubungan. Amin.

Thanks to : Bapak Dr. Marsigit, MA.

website :http://powermathematics.blogspot.com/2012/10/forum-tanya-jawab-63-bagaimana-siswa.html

Kamis, 21 Februari 2013

Swalu Kogowatocu




Hatiku sedih....
Hatiku gundah....
Tak ingin pergi berpisah....
Hatiku bertanya....
Hatiku curiga...
Mungkinkah kutemui kebahagiaan seperti di sini
Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka
Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka
Tempat yang nyaman
Kala ku terjaga
Dalam tidurku yang lelap
Pergilah sedih
Pergilah resah
Jauhkanlah aku dari
Salah prasangka
Pergilah gundah
Jauhkan resah
Lihat segalanya lebih dekat
Dan 'kubisa menilai lebih bijaksana
Mengapa bintang bersinar
Mengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat segalanya lebih dekat
Dan 'kuakan mengerti

Subhanallah.....tadi malam aku mendengarkan lagu ini, Sherina Munaf - Lihatlah Lebih Dekat. Sherina adalah salah satu penyanyi cilik yang sangat aku idolakan sejak aku masih kecil hingga saat ini. Lagu-lagunya itu loh. Keren-keren. Saat mendengarkan lagu itu, aku langsung teringat dengan sahabat-sahabatku sekaligus saudara-saudaraku yang saat ini sudah terpisah-pisah jauh demi menggapai cita-cita dan masa depannya. Aku pun begitu. Sebut saja kami Swalu Kogowatocu, jangan kaget ya dengan nama keluarga besar kami ini. Proses pembuatannya entah bagaimana caranya, sehingga mengasilkan nama yang unik itu. Kata Bunda (salah satu sahabatku yang pertama kali membuatnya bersama teman-teman yang lain), Swalu Kogowatocu itu singkatan dari Sewelas IPA Telu Kompak Gokil Wagu tor Lucu. Unik kan nama kita ini??? (y). Nama ini dibentuk pada saat kami kelas XI. Walaupun saat naik kelas XII kami bersama kembali namun nama Swalu Kogowatocu tak pernah terganti bahkan sampai kapanpun nama kami tetap Swalu Kogowatocu.
Nama adalah sebuah doa, alhamdulillah doa kami di kabulkan. Setelah melewati penyesuaian diri dan adaptasi dengan lingkungan kelas yang cukup panjang, akhirnya benih-benih dari rasa sayang dan cinta persahabatan diantara kami pun tumbuh. Episode-episode yang kita lewati bersama saat di sekolah ataupun diluar sekolah tersimpan rapi dalam long term memory ku. Sedih, senang, susah, bahagia, duka , cita kita lewati bersama-sama. Kami banyak perbedaan dalam berbagai hal, namun pebedaan itu tidak menjadi masalah buat kami. Seperti kata pepatah berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Namanya juga sebuah hubungan pasti akan ada yang namanya cobaan dan masalah, apalagi dalam persahabatan. Persahabatan kita sedang di uji dengan masalah-masalah kecil. Tapi....kita bisa lewati itu dengan ke-kogowatocuan kita, hehehe ^_^. Anggap aja itu sebagai bumbu-bumbu dalam persahabatan. Sayur gak pake bumbu aja gak enak rasanya, apalagi persahabatan. Iya kan ??? (y).
Aku sangat merindukan kalian sahabat-sahabat seperjuanganku. Rindu saat kita bersilahturahmi kerumah-rumah sahabat. Saat kita menangis bersama. Rindu akan hobi kita yang suka banget jeprat-jepret narsis dimanapun dan kapanpun kita berada. Rindu saat kita ulangan hingga  Ujian Nasional, rindu saat kita ke kantin dan ke masjid bersama-sama. Rindu semua hal yang pernah kita lewati bersama-sama. Rindu kalian semua. Berjuta rasanya punya sahabat seperti kalian semua, sahabat yang saling mengerti, peduli, dan berbagi bersama ^_^
Sedikit mengutip dari video Swalu Kogowatocu yang dulu dibuat sama mas Idham, ketua kelas dari kami semua,
mengingat kenangan bersama
Kenangan yang tak kan terlupa
Seakan.....menancap di hati
Dan tak mudah terhapus oleh masa
Baik kini, nanti, atau esok hari....

PS:  Wherever you go whatever you do, I will be right here waiting for you. Swalu Kogowatocu always in my mind

Senin, 18 Februari 2013

Refleksi Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika


Setiap siswa memiliki kemampuan dan potensi yang beragam, sehingga guru hendaknya memberikan fasilitas yang beragam pula kepada masing-masing siswa dengan tetap bersikap adil dan bijaksana. Dalam proses pembelajaran di sekolah guru berperan sebagai fasilitator dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masing-masing siswa, sehingga siswa tidak hanya menjadi objek pembelajaran tetapi siswa juga menjadi subjek dalam pembelajaran. Sebagai fasilitator dalam pembelajaran sebaiknya guru mengubah metode dalam mengajar yang tradisional menjadi metode yang inovatif, karena selama ini guru cenderung menggunakan metode ceramah atau ekspositori yaitu suatu metode yang cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran disampaikan secara lisan dari guru kepada siswa. Metode ceramah dapat membuat siswa jenuh karena siswa hanya sebagai objek dari pembelajaran itu sendiri, metode semacam ini cenderung bersifat otoriter karena pembelajaran itu berpusat pada guru saja. Sehingga diharapkan guru dapat mengembangkan multi metode yaitu metode yang bervariasi, dinamis dan fleksibel. Dengan metode mengajar yang inovatif, siswa dapat aktif berperan serta dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya serta dapat mengimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari, siswa juga dapat mengontrol proses belajar dan menghasilkan karya sendiri.
Guru dalam memberikan penilaian terhadap siswa sebaiknya bersifat komperhensif yang meliputi proses kegiatan belajar mengajar serta hasil-hasil dalam pembelajaran, diharapkan guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang semakin canggih dengan bijaksana dan sebaik-baiknya sehingga dapat berguna bagi siswa-siswanya. Dengan metode yang inovatif pembelajaran matematika akan menyenangkan bagi siswa dan mengubah pandangan sebagian siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit.

support by :
http://powermathematics.blogspot.com/2010/08/elegi-permintaan-si-murid-cerdas-kepada.html?showComment=1361200140190#c8064362195265584392
cc : Bapak Marsigit, DR, M.A.